Selasa, Juni 29, 2010

Kegagalan

Kegagalan adalah salah satu dari ketakutan yang melanda dunia ini. Beberapa orang jika mengalami kegagalan akan merasa menyesal, bersedih, kesal, tidak terima, atau bahkan menangis.
Gw pernah liat di iklan L.A. Mild, ada seseorang yang gagal dalam melaksanakan UMPTN. Ketika dia membaca pengumuman di koran, beberapa temannya dateng trus nanya,”Gimana? Lulus?”
Reaksi orang itu cuma senyum lalu bilang,”Lulus kok”. Lalu dia membuat koran itu jadi pesawat pesawatan dan bilang,”Tapi tahun depan!!” Setelah itu, ada tulisan “Kegagalan merupakan kesuksesan yang tertunda”
Itu merupakan kata penyemangat yang bagus. Bisa gw pake pas temen ato bahkan gw sedang gagal.

Beda versi. Guru gw, mr. Sopyan Maolana Kosasih pernah ngasih kata – kata semangat tentang kegagalan. Dia bilang kalo kita harus berusaha terus. Kalo gagal, coba lagi.
Akhirnya dia mencontohkannya dengan masalah relationship laki – laki dan perempuan. Dia memberikan contoh yang bagus kalo mau mendapatkan pacar.

Jadi pertama sang cowok menembak cewek itu dengan caranya sendiri, mungkin dengan membawakan kata – kata manis yang menyentuh. Lalu dengan tegas sang cewek menolak.
Lalu mr. Sopyan bercerita lagi kalau kita harus mencoba lagi. Mungkin kalau dia jadi cowok itu, dia akan mencoba lagi dengan cara yang sedikit lebih manjur. Mungkin nanti dia membawa sekotak coklat, dan gagal lagi.
Diceritakan bahwa cowok itu pantang menyerah. Dia terus menerus mengejar cintanya yang mungkin tak berbalas. Tetapi Mr. Sopyan mengatakan bahwa kita tidak boleh berhenti. Di Cerita, cowok itu diceritakan orang yang paling tahu perasaan cewek itu karena dia sudah lama naksir. Dan lama kelamaan sang cewek itu luluh karena cowok itu begitu niat dan gigih untuk mendapatkan cintanya.
Gw berpikir lebih dalam. Ada 2 hal yang bisa gw ambil dari cerita ini.
Pertama, kita tidak boleh gampang menyerah atau putus asa. Harus Gigih.
Kedua, Ternyata begitulah caranya mendapatkan pacar yang baik.

Talking about kegagalan, gw mau cerita tentang kegagalan temen gw dalam hal “Cinta”. Sekitar Bulan puasa tahun 2009 lalu, temen gw yang bernama Nina ini sedang in love dengan seorang cowok. Dia pertama kali bertemu saat menemani temen kita di Airport. Ternyata, universitasnya tidak jauh dari universitas sang cowok. Pada suatu hari, sang cowok mengajak makan Nina. Tentu saja Nina mengappriciate tawaran tersebut. Sang cowok itu menjemput Nina sebagai salah satu tanda bahwa dia sungguh – sungguh mengajak dia makan. Nina tentu saja luluh. Dia belum pernah mengalami hal seperti ini. Cintanya dibalas dengan baik. Pada suatu ketika, Sang cowok sedang jalan berdua dengan temannya yang berkelamin betina. Kebetulan Nina yang sedang mengantri di sebuah Bioskop untuk nonton film (ngapain lagi coba? Mau masak?) melihat mereka berdua sedang makan di sebuah restoran fast food. Nina yang menyimpan harapan kepada sang cowok itu segera memata – matai sang cowok. Dan ketika Nina itu nonton, tanpa disadari Sang cowok duduk di kursi yang ada di depannya. Mereka berdua saling memegang tangan. Pikiran Nina yang sedang terpaku pada film itu pun beruba kepada sang cowok itu. Akhirnya, Nina mengeluarkan air mata. Sebuah hubungan yang berlangsung 3 bulan hancur lebur karena suatu hal asing. Tetapi setelah dihancurkan berkeping – keping, Nina masih menympan harapan.
Januari 2010 lalu, sang cowok kembali mengajak Nina makan. Sayang sekali, Nina sedang sibuk mengerjakan skripsi. Sang cowok yang mungkin sedang badmood tersebut pun kesal. Dia mendatangi universitas dimana Nina kuliah. Sebenarnya dalam hatinya, Nina mau ikut dalam acara makan tersebut. Tetapi karena urusan kuliah, dia terhambat. Akhirnya Nina bicara pada sang Cowok. Nina menceritakan bahwa dia menyimpan harapan pada dirinya. Cowok itu mengatakan,”Maaf, kamu telat. Aku sudah punya pacar.”
Nina terpukul sangat keras. Sakit tak terbayangkan menghampirinya. Sungguh orang yang malang.

Sebenernya, Nina sudah merencanakan untuk menembak sang cowok itu lama sebelum hal itu terjadi. Tetapi dia berpikir bahwa dia belum berani (dan takut salah tingkah) mengatakannya.
Ketika kakanya Nina (yang kebetulan baru gajian) mengajak gw dan temen – temen gw makan di sebuah restoran seafood, Nina juga ikut. Dia bercerita tentang sebuah kegagalan fatal yang dilakukannya karena belum berani untuk mengungkapkan perasaannya.
Sambil makan ikan Gurame, gw berkata,”Sabar yah…”
Dia bilang,”Gw udah cukup sabar bal. Coba aja kalo gw berani pas itu…”
Gw mengganti hidangan dengan Rajungan sambil berkata,”Sabar itu ga ada abisnya. Coba lagi aja nanti. Siapa tau dia luluh.”
“Thanks ya bal. Gw ngerasa baikan.”
“Yah, itulah idup. Ada pait ada… AAAAAAAWWWWW”
Yak, tanpa sengaja teriakan maut gw memecah suasana haru jadi pengen nabok gw. Gw tertusuk salah satu duri yang ada di capit sang Rajungan mati tersebut. Jari gw berdarah.
“Aduh bal. Bedarah lu. Cuci dulu deh…”
“Iya iya.”
Ternyata kesialan gw ga nyampe situ aja. Pas gw udah balik ke meja. Gw duduk nyender ke tembok dengan tangan. Oke, restoran itu bisa disebut “Lesehan”. Artinya, kita duduk seperti di lantai. Nah, ada temen gw yang bernama Aldi mau berdiri. Dan tanpa sengaja, kaki gw diinjek.
Sebuah teriakkan yang melebihi suara musik yang sedang dimainkan kembali memecah suasana damai jadi pengen bunuh gw. Bahkan ada orang cina yang sedang makan di tempat lain melihat dan mendengar teriakkan maut gw.

Pas gw balik, Nina ngomong ke gw,”Bal makasih ya… Lu udah ngasih pencerahan buat gw.”
Gw balas dengan kata,”Sama – sama.”

Ketika gw turun dari mobil yang dikendarai Aldi, Nina ini menatap gw dengan senyum nenek lampir cacingan. Dan beberapa saat kemudian, dia telpon gw.
“Bal…” Suara di seberang telpon. “Jaket lu ketinggalan”
Sekali lagi suasana damai berubah menjadi pengen buang gw ke sumur. Dramatis.

Dengan kembalinya gw ke rumah, dengan nyalanya shower, gw bisa meresapi apa makna dari kegagalan Nina.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar